Entri Populer

Selasa, 10 Mei 2011

Berbicara di Depan Umum


Berbicara di Depan Umum (Public Speaking)
Oleh: Drs. Maryono, M.Pd. Dosen/Lektor Kepala FKIP Universitas Jambi

1.      Pendahuluan
Di Indonesia, keahlian Berbicara di Depan Umum (public speaking) maupun kemahiran-kemahiran lain yang serupa dan berkaitan, masih belum diterima luas sebagai suatu keahliah yang bergengsi bagi individu maupun instansi. Ini berbeda dengan negara-negara seperti Amerika Serikat atau bahkan Singapura, di mana kemahiran berbicara mendapat tempat yang unggul sebagai suatu keahlian. Padahal rata-rata empat puluh persen waktu manusia dihabiskan untuk berbicara di depan umum, utamanya dalam konteks karir dan profesional. Sayangnya meskipun budaya lisan mendominasi gaya hidup masyarakat Indonesia, pengembangan teknik berbicara secara strategis jarang sekali dimanfaatkan pada tatanan instansi maupun karir perorangan. Puluhan bahkan ratusan aktivitas komunikasi, mulai dari memo, percakapan telepon, instruksi langsung hingga rapat koordinasi terjadi setiap hari. Kemahiran komunikasi antar manusia yang handal dan efektif berperan penting bagi kelancaran dan kesuksesan suatu instansi.

Tulisan ini bermaksud memaparkan berbagai hal yang berkenaan dengan keterampilan berbicara di depan umum (public speaking). Pemaparan diawali dengan pengertian berbicara di depan umum (public speaking), kaitan antara berbicara di depan umum (public speaking) dengan komunikasi, faktor-faktor penting penentu keberhasilan berbicara di depan umum (public speaking), dan pedoman berbicara di depan publik. Harapan penulis, mudah-mudahan pemaran ini bermanfaat bagi para pembaca.

2.      Pengertian Berbicara di Depan Umum (public speaking)
Mengawali bahasan mengenai berbicara di depan umum (public speaking)), ada baiknya pada awal pertemuan ini kita bicara soal apa retorika dan berbicara di depan umum (public speaking). Retorika berasal dari bahasa latin Rhetorica yang berarti ilmu berbicara, mempunyai seni yang memiliki nilai-nilai tertentu, yang menurut Aristoteles, memiliki beberapa fungsi, di antaranya untuk menyampaikan instruksi, sebagai alat untuk memaksa orang berpikir. Pengertian berbicara di depan umum (public speaking), pada prinsipnya tidak berbeda dengan Retorika, hal ini dapat dilihat dari beberapa pengertian berikut ini. Public Speaking (PS) dan Retorika adalah suatu bentuk komunikasi. Dalam komunikasi itu komunikator menyampaikan ide atau gagasannya kepada khalayak tertentu. Kalau jaman dahulu belum ada media elektronik, maka reorika disampaikan secara tatap muka. Berbeda dengan jaman sekarang yang media elektronik berkembang dengan pesat, maka PS dapat disampaikan, baik secara tatap muka, maupu melalui media, baik cetak ataupun elektronik. Berbicara di Depan Umum (public speaking) dan retorika memiliki tujuan yang sama yaitu, memengaruhi orang lain dalam hal pengetahuannya (kognisi), perasaannya (afeksi) dan juga perilakunya (motorik atau behaviour). (BMP Public Speaking/SKOM4312 UT 2002)

Public Speaking Mastery Tantowi Yahya & Tubagus Wahyudi mengatakan bahwa Public Speaking adalah suatu rangkaian teknik yang dilatih, dipraktikkan, dan dimanfaatkan untuk berbicara di depan umum. Secara luas mencakup semua aktivitas berbicara di depan orang lain seperti rapat, presentasi, ceramah, pidato, membawakan acara, diskusi atau bahkan mengajar. Bermodal teknik berbicara di depan umum (public speaking) yang benar, berbicara dapat memberi manfaat yang konkrit yaitu memotivasi orang lain, mencapai saling pengertian, meraih kesepakatan, meningkatkan karir, bahkan mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan penjualan dan meningkatkan keuntungan bisnis. Dengan Teknik Public Speaking yang benar, Anda akan mendapatkan lebih banyak kesuksesan dalam bidang yang Anda geluti.

3.      Berbicara di Depan Umum (public speaking) dan Komunikasi
Sebelum membahas berbicara di Depan Umum (public speaking) lebih jauh, kita tinjau pengertian komunikasi lebih dahulu. Dalam proses komunikasi, komunikator menyampaikan pesan dan komunikan memberikan umpan balik. Umpan balik ini dapat berisi hal yang positif sebagai tanda mengerti pesan yang disampaikan, atau hal yang negatif sebagai tanda salah mengerti, atau bertanya sebagai tanda tidak mengerti. Berbicara merupakan bagian dari komunikasi. Jika umpan balik dalam proses komunikasi itu lebih bersifat positif, berarti penyampaian pesan komunikator telah efektif. Dalam melakukan berbicara di depan umum (public speaking) tidak selalu ada kata sepakat namun selalu tercapai pengertian bersama (komunikan mengerti maksud komunikator dan sebaliknya, walau tidak setuju).

Supaya tepat sasaran dalam melakukan berbicara di depan umum (public speaking), hal-hal berikut ini harus diperhatikan:
a)      Kenali latar belakang komunikan, baik budayanya, sukunya, pendidikannya, pekerjaannya, hobinya, status sosialnya, kepentingannya maupun hal-hal yang nampaknya tidak ada artinya.
b)      Hilangkan / dekatkan kesenjangan-kesenjangan dengan cara mengubah diri, ikuti "arus" namun tidak sampai "hanyut" dan akhirnya perlahan-lahan mempengaruhi "arus".
c)      Ciptakan suasana yang menunjang, tergantung pada komunikan yang kita hadapi, pada umumnya mereka senang dengan keramahan / keakraban dan keterbukaan yang tidak sampai tahap mencampuri urusan orang lain.
d)     Tentukan maksud dan tujuan pembicaraan kita; sekedar pengisi waktu / obrolan ringan, diskusi, brainstorming, informasi, negosiasi, atau mempengaruhi orang lain.
e)      Arahkan materi pembicaraan dan gunakan strategi sesuaidengan tujuan pembicaraan yang telah ditetapkan.
f)       Gunakan kata-kata yang tidak menimbulkan pengertian ganda agar tidak membingungkan.
g)      Gunakan logika berpikir. Cobalah untuk kritis, kreatif, kembangkan pola pikir yang logis, dan sistematis. Biasakan bertanya mengapa, bagaimana, seandainya, .....
h)      Evaluasi terus secara sadar.

4.      Faktor Penting Penentu Keberhasilan Berbicara di Depan Umum (public speaking)

Widiawan (tanpa tahun) berpendapat bahwa Berbicara di Depan Umum (public speaking) yang berhasil, ditentukan oleh empat faktor penting, yaitu dengan "Mengatasi Hambatan Kepribadian", "Penggunaan Body Language Secara Tepat", "Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran", serta "Penggunaan Alat Peraga." Selain itu, tentu saja diperlukan persiapan yang mantap, pelaksanaan yang meyakinkan, feeling dan finishing touch yang manis. Berikut ini adalah penjelasan delapan komponen yang disebutkan di atas.

a). Mengatasi Hambatan Kepribadian
·         Pada umumnya, seseorang yang belum biasa berbicara di depan orang yang banyak akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas), salah tingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas". Kiat menghadapi kecemasan: (1)  Organisasikan bahan presentasi Anda, (2) Visualisasikan. (3)  Berlatih, (4)  Bernafas dalam-dalam, (5) Berfokus pada relaksasi, (6) Melepas ketegangan, (7) Kontak mata.




b). Penggunaan Body Language Secara Tepat
·         Bahasa isyarat dan gerakan tubuh merupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: (1) postur tubuh, (2) Perpindahan tempat, (3) Gerak isyarat, (4) Mimik wajah, (5) Mata yang bersinar. Hal -hal yang perlu dihindarkan: (1) memasukan tangan ke saku, (2) Tangan ditangkupkan di belakang punggung, (3) Lengan disedekapkan, (4) Bertolak pinggang, (5) Meremas-remas tangan.


c) Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran
·         Urutan presentasi: (1) pendahuluan, (2) Kalimat prepandangan, (3) Gagasan utama dan sub gagasan, (4) Keuntungan dari penyampaian materi, (5) Kalimat peninjauan, (6) Kesimpulan.
·          

d) Penggunaan Alat Peraga
    Alat peraga khususnya yang visual dimaksudkan untuk : (1) Memfokuskan perhatian audience, (2) Mengukuhkan pesan verbal, (3)  Merangsang minat, (4) Mengilustrasikan faktor-faktor yang sulit diverbalkan. Hal yang harus diingat adalah : alat peraga hanya sebagai alat bantu, jangan menjadi pusat perhatian. Interaksi dan hubungan anda dengan audience yang menentukan keberhasilan berbicara di Depan Umum (public speaking).

e) Persiapan
·         Faktor nonteknis seringkali tidak diperhitungkan namun membawa akibat fatal bila ternyata muncul tiba-tiba. Misalnya :(1)  penampilan (rambut, pakaian, sepatu, bau badan, (2) Fisik (kesehatan, makan dulu, minum glucose, buang air besar/kecil, cukup tidur, (3)  Latihan gaya, menghitung waktu, (4) Kesempurnaan berkas/bahan, transparan cadangan, spidol.(5) Ketersediaan alat peraga dan cadangannya, (6) Sound sytem, pengaturan tempat duduk, letak layar dan alat peraga, (7) Kreativitas.

f) Pelaksanaan yang meyakinkan
·         Intonasi suara, semangat, rasa percaya diri, keyakinan yang sempurna, rasa optimis, mataa yang berbinar, senyum dikulum, komunikatif, mengajak (berdialog dengan) seluruh audien, membangkitkan inspirasi, data yang akurat, peraga yang baik dan lain-lain sangatt memengaruhi keberhasilan berbicara di depan umum.
g) Perasaan (Feeling)
·         Otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Otak kiri berpikir hal-hal yang rasional, sedangkan otak kanan memikirkan hal-hal yang berbau seni dan mengandalkan perasaan, emosi dan nuansa-nuansa ketidak pastian. Dalam berbicara di depan umum, otak kanan juga harus difungsikan, tidak hanya otak kiri. Untuk apa? Agar kita dapat mengatasi gejala-gejalaa yang dapat merusak presentasi kita. Contoh: jam presentasi yang tidak tepat (membuat ngantuk), kebosanan karena acara yang monoton dan berlebihan, kelelahan, kurang minat dan sebagainya. Sebaiknya presentasi segera di break dengan humor, tanya jawab, demonstrasi alat atau visualisasi sesuatu yang merangsang minat. Selain itu ciptakan suasana yang hangat dan interaksi yang "hidup".

h) Sentuhan Akhir (Finishing Touch)
·         Setelah kesimpulan di akhir pembicaraan, ungkapkanlah tantangan, pertanyaan, penegasan, demo atau apa saja yang dapat audiene terpana, tercengang, berpikir, atau bahkan protes. Hal ini akan memberi kesan positif dan rangsangan untuk bertanya.
           

5.Pedoman Berbicara di Depan Publik
a) Kondisi Umum
·         Usahakan Anda terlihat oleh audiens
·         Pastikan suara Anda terdengar oleh seluruh audiens
·         Lakukan kontak mata
·         Katakan dengan wajah
·         Jangan tegang/menunduk, senyumlah dan tatap pendengar
b) Berbicara Efektif dan Menarik
·           Membangun rapport dengan audiens
·           Menarik perhatian dan minat audiens
·           Menyampaikan gagasan
·           Menyimpulkan: menguatkan gagasan utama yang disampaikan
·           Menutup Pembicaraan
c) Membangun Rapport
·         Berbagi identitas
·         Membangun pengalaman positif
·         Cross-matching harapan dan nilai audiens
·         Memunculkan humor yang sehat
d) Menarik Perhatian dan Minat Audiens
·         Hubungkan topik dengan audiens
·         Sampaikan pentingnya topik Anda
·         Kejutkan audiens dengan hal-hal tak terduga
·         Bangkitkan keingintahuan
·         Ajukan pertanyaan
·         Awali dengan kutipan
e) Menyampaikan Gagasan
·         Sampaikan ide Anda dengan antusias
·         Sesuaikan bahasa dengan audiens
·         Gunakan alat bantu yang sesuai
·         Selingi dengan humor, cerita, puisi, dll
·         Ajak keterlibatan peserta
f) Mendayagunakan Suara
·         Sampaikan ide dengan volume suara yang didengar oleh seluruh audiens, pilih kata yang tepat, pelafalan yang jelas, dan intonasi yang sesuai
·         Gunakan suara lantang untuk semangat, komando dan perintah. Suara lirih untuk hal penting
·         Variasikan kecepatan bicara untuk meningkatkan kepentingan pesan Anda. Variasikan dengan jeda yang sering, irama yang mantap, dan kalimat yang pendek
g) Gerakan Tubuh
·         Bergeraklah secara alami (Be Natural): jangan diam atau terlihat kaku
·         Gunakan gerakan tangan, langkah kaki, untuk memperkuat arti
·         Lakukan sedikit gerak untuk audiens, cukup ekspresi wajah dan gerakan tangan.Jika audiens banyak, perbanyak gerak
·         Untuk menjelaskan konsep abstrak, kurangi gerak dan bicaralah perlahan. Untuk topik ringan, perbanyak gerak
h)     Melibatkan Audien
·         Komunikasi perlu diadakan secara dua arah agar dapat saling memberi feedback
·         Menyerap informasi hanya melalui pendengaran hasilnya kurang optimal
i)        Yang Membuat Audiens Malas Terlibat
·         Sedikit kontak pribadi, tidak melakukan kontak mata, dan tidak memanggil dengan nama peserta
·         Membuat peserta pasif
·         Selalu mengkritik pertanyaan, usulan, jawaban, dan tingkah laku peserta
·         Membuat peserta merasa bodoh karena bertanya
j)       Teknik Mengajukan Pertanyaan
·         Ajukan satu pertanyaan dalam satu waktu
·         Hindari pertanyaan tertutup dan direktif
·         Pertanyaan harus terfokus, tidak kabur
·         Ajukan pertanyaan yang memungkinkan peserta menunjukkan kepandaiannya
·         Ajukan pertanyaan yang merangsang interaksi peserta
·         Perhatikan peserta yang diam
·         Tunggu jawaban beberapa saat
k)     Teknik Berespon terhadap Jawaban Peserta
·         Perhatikan jawaban verbal dan non-verbal
·         Variasikan respon untuk jawaban yang berbeda
·         Puji jawaban yang benar
·         Perbaiki jawaban yang salah dengan cara tidak mengkritik
l)        Mengakhiri Pembicaraan
·         Simpulkan pembicaraan
·         Akhiri dengan mengutip kata-kata bijak yang sesuai dengan tema Anda
·         Buat pertanyaan yang dramatis
·         Jika ide Anda berupa ajakan, beri semangat melakukannya

6.      Penutup
Hal-hal yang dipaparkan dalam tulisan ini bersifat teoretis. Para pembaca haruslah mencoba dan mempraktikkannya. Belajar dari kesalahan pada saat mencoba jauh lebih penting daripada tidak pernah mencobanya sama sekali.

Simpang III Sipin, Kota Jambi, 10 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar