Entri Populer

Jumat, 25 Maret 2011

Teknik Menemukan Kalimat Utama Paragraf


Teknik Menemukan Kalimat Utama Paragraf
Ada beberapa petunjuk untuk menentukan bahwa sebuah kalimat mengandung ide pokok atau tidak. Kalimat yang mengandung ide pokok adalah kalimat utama paragraf dan kalimat yang tidak mengandung ide pokok adalah kalimat penjelas atau mungkin kalimat sumbang. Nurhadi (1989:7) menyatakan “fungsi kalimat dalam sebuah paragraf ada dua macam, yaitu (a) sebagai wadah gagasan utama dan (b) sebagai penjelas, yaitu menjelaskan kalimat utama atau sebagai penunjang saja”. Untuk menemukan kalimat yang mengandung ide pokok, kita bisa melihat kata-kata kunci yang mengawali kalimat itu. Peganglah kata-kata kunci itu untuk memutuskan apakah itu ide pokok atau bukan. Kata kunci adalah kata yang terdapat pada sebuah kalimat, kata yang amat dipentingkan.
Kata kunci dalam paragraf, realitanya dapat berupa (1) kata yang diulang-ulang, (2) kata ganti, atau (3) kata atau frase transisi. Untuk memperjelas uraian tersebut, berikut ini disajikan contoh paragraf.
(1) Binatang itu makhluk, seperti juga manusia. (2) Semua isi alam ini makhluk, artinya ciptaan Tuhan. (3) Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ialah manusia. (4) Bahkan, dikatakan bahwa manusia itu wakil Tuhan di dunia. (5) Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan hidupnya. (6) Akan tetapi, manusia dilarang menyakiti, menyiksa, dan menyia-nyiakannya. (Soedjito dan Hasan, 1986:44)

Contoh paragraf di atas menunjukkan bahwa kata kuncinya adalah kata yang diulang-ulang. Pengulangan kata makhluk terjadi pada kalimat (1) dan (2). Pengulangan yang paling banyak adalah pengulangan kata manusia pada kalimat (1), (3), (4), (5), dan (6). Hal itu menunjukkan bahwa kalimat (1) adalah kalimat utama paragraf tersebut karena kata-kata yang diulang berada pada kalimat (1).
Perhatikan pula contoh paragraf berikut ini.
(1) Pembaca selalu ingin dapat membaca dengan tenang, bebas, dan leluasa. (2) Ia ingin berdikari, berpikir sendiri, menimbang-nimbang sendiri, menarik kesimpulan sendiri, dan akhirnya menilai sendiri. (3) Segala macam nasihat dan anjuran dalam karangan yang diakhiri dengan pidato, amanat, dan sebagainya akan disambut-nya dengan rasa tak senang. (4) Ia akan merasa senang jika diperlakukan sebagai lawan bicara yang telah dewasa. (5) Ia tidak mau lagi dianakkemarinkan.

Contoh paragraf di atas menunjukkan bahwa kata kuncinya adalah kata pembaca beserta kata gantinya. Pada kalimat (2) diganti dengan kata ia, kalimat (3) diganti dengan –nya, kalimat (4) dan (5) juga diganti dengan ia. Semua kata ganti itu menggantikan kata pembaca yang ada di kalimat (1). Dengan demikian, kalimat utama paragraf tersebut adalah kalimat (1).
Lain lagi dengan contoh paragraf berikut ini.
(1) Tenaga kerja di Jawa, Madura, Bali, dan Lombok berlebih, sedang di pulau lain sedikit. (2) Akibatnya, pembangunan belum dapat dilakukan secara merata. (3) Oleh karena itu, sebagian penduduk dari keempat pulau itu dipindahkan ke pulau lain.

Pada contoh paragraf di atas, kata kunci yang diamati berupa kata atau frasa transisi. Kalimat (2) memiliki kata transisi akibatnya dan kalimat (3) memiliki frasa transisi oleh karena itu. Hanya kalimat (1) yang tidak memiliki kata atau frasa transisi. Kalimat utama paragraf tersebut adalah kalimat (1).
Untuk menemukan kalimat utama paragraf, kita harus memperhatikan kalimat dengan memadukan tiga macam kata kunci tersebut. Perhatikanlah kalimat yang ada dalam paragraf yang memiliki ciri-ciri: (1) kata atau kata-katanya diulang di kalimat lain, (2) kata atau kata-katanya mendapat pengganti di kalimat lain, dan (3) kalimat yang sama sekali tidak memiliki kata atau frasa transisi. Kalimat yang memenuhi ketiga ciri tersebut adalah kalimat utama paragraf. Manakah kalimat utama dari paragraf di bawah ini?
(1) Krisis minyak bumi yang disebut juga krisis energi menambah parahnya inflasi. (2) Memang, sukar sekali mengendalikan inflasi. (3) Sekarang ini seluruh dunia bekerja keras untuk mengekang inflasi. (4) Dalam waktu singkat, harga minyak naik empat kali lipat. (5) Biaya tranpor ikut naik; ongkos produksi pun naik sebab pabrik-pabrik menggunakan minyak bumi. (6) Harga barang pun ikut naik dan inflasi pun makin parah.

Teknik Menemukan Kalimat Utama dalam Paragraf


    Teknik Menemukan Kalimat Utama Paragraf
Ada beberapa petunjuk untuk menentukan bahwa sebuah kalimat mengandung ide pokok atau tidak. Kalimat yang mengandung ide pokok adalah kalimat utama paragraf dan kalimat yang tidak mengandung ide pokok adalah kalimat penjelas atau mungkin kalimat sumbang. Nurhadi (1989:7) menyatakan “fungsi kalimat dalam sebuah paragraf ada dua macam, yaitu (a) sebagai wadah gagasan utama dan (b) sebagai penjelas, yaitu menjelaskan kalimat utama atau sebagai penunjang saja”. Untuk menemukan kalimat yang mengandung ide pokok, kita bisa melihat kata-kata kunci yang mengawali kalimat itu. Peganglah kata-kata kunci itu untuk memutuskan apakah itu ide pokok atau bukan. Kata kunci adalah kata yang terdapat pada sebuah kalimat, kata yang amat dipentingkan.
Kata kunci dalam paragraf, realitanya dapat berupa (1) kata yang diulang-ulang, (2) kata ganti, atau (3) kata atau frase transisi. Untuk memperjelas uraian tersebut, berikut ini disajikan contoh paragraf.
(1) Binatang itu makhluk, seperti juga manusia. (2) Semua isi alam ini makhluk, artinya ciptaan Tuhan. (3) Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ialah manusia. (4) Bahkan, dikatakan bahwa manusia itu wakil Tuhan di dunia. (5) Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan hidupnya. (6) Akan tetapi, manusia dilarang menyakiti, menyiksa, dan menyia-nyiakannya. (Soedjito dan Hasan, 1986:44)

Contoh paragraf di atas menunjukkan bahwa kata kuncinya adalah kata yang diulang-ulang. Pengulangan kata makhluk terjadi pada kalimat (1) dan (2). Pengulangan yang paling banyak adalah pengulangan kata manusia pada kalimat (1), (3), (4), (5), dan (6). Hal itu menunjukkan bahwa kalimat (1) adalah kalimat utama paragraf tersebut karena kata-kata yang diulang berada pada kalimat (1).
Perhatikan pula contoh paragraf berikut ini.
(1) Pembaca selalu ingin dapat membaca dengan tenang, bebas, dan leluasa. (2) Ia ingin berdikari, berpikir sendiri, menimbang-nimbang sendiri, menarik kesimpulan sendiri, dan akhirnya menilai sendiri. (3) Segala macam nasihat dan anjuran dalam karangan yang diakhiri dengan pidato, amanat, dan sebagainya akan disambut-nya dengan rasa tak senang. (4) Ia akan merasa senang jika diperlakukan sebagai lawan bicara yang telah dewasa. (5) Ia tidak mau lagi dianakkemarinkan.

Contoh paragraf di atas menunjukkan bahwa kata kuncinya adalah kata pembaca beserta kata gantinya. Pada kalimat (2) diganti dengan kata ia, kalimat (3) diganti dengan –nya, kalimat (4) dan (5) juga diganti dengan ia. Semua kata ganti itu menggantikan kata pembaca yang ada di kalimat (1). Dengan demikian, kalimat utama paragraf tersebut adalah kalimat (1).
Lain lagi dengan contoh paragraf berikut ini.
(1) Tenaga kerja di Jawa, Madura, Bali, dan Lombok berlebih, sedang di pulau lain sedikit. (2) Akibatnya, pembangunan belum dapat dilakukan secara merata. (3) Oleh karena itu, sebagian penduduk dari keempat pulau itu dipindahkan ke pulau lain.

Pada contoh paragraf di atas, kata kunci yang diamati berupa kata atau frasa transisi. Kalimat (2) memiliki kata transisi akibatnya dan kalimat (3) memiliki frasa transisi oleh karena itu. Hanya kalimat (1) yang tidak memiliki kata atau frasa transisi. Kalimat utama paragraf tersebut adalah kalimat (1).
Untuk menemukan kalimat utama paragraf, kita harus memperhatikan kalimat dengan memadukan tiga macam kata kunci tersebut. Perhatikanlah kalimat yang ada dalam paragraf yang memiliki ciri-ciri: (1) kata atau kata-katanya diulang di kalimat lain, (2) kata atau kata-katanya mendapat pengganti di kalimat lain, dan (3) kalimat yang sama sekali tidak memiliki kata atau frasa transisi. Kalimat yang memenuhi ketiga ciri tersebut adalah kalimat utama paragraf. Manakah kalimat utama dari paragraf di bawah ini?
(1) Krisis minyak bumi yang disebut juga krisis energi menambah parahnya inflasi. (2) Memang, sukar sekali mengendalikan inflasi. (3) Sekarang ini seluruh dunia bekerja keras untuk mengekang inflasi. (4) Dalam waktu singkat, harga minyak naik empat kali lipat. (5) Biaya tranpor ikut naik; ongkos produksi pun naik sebab pabrik-pabrik menggunakan minyak bumi. (6) Harga barang pun ikut naik dan inflasi pun makin parah.

Senin, 07 Maret 2011

CARA MENULIS TABEL DAN GAMBAR


CARA MENULIS TABEL DAN GAMBAR

5.1  Penulisan Tabel
Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk me-nyajikan data statistik dalam kolom-kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat, dan mencari hubungan-hubungannya.
Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide. Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel daripada menggunakan sedikit tabel yang isinya lerlalu padat. Tabel yang baik harus dapat menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya secara efektif. Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), maka tabel harus ditempatkan pada halaman tersendiri; dan jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan teks
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan di atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perujukan. Jika tabel lebih dari satu halaman, maka bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjulnya. Akhir tabel pada halaman pertama tidak petlu diberi garis horisontal. Pada halaman berikutnya, tuliskan Lanjutan Tabel... pada tepi kiri, tiga spasi dari garis horisontal teratas tabel. Hanya huruf pertama kata tabel dilulis dengan menggunakan huruf besar. Kata “Tabel" ditulis di pinggir, diikuti nomor dan judul Tabel. Judul tabel ini dilulis dengan huruf besar pada huruf pertama setiap kata kecuali kata hubung. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik. Berilah jarak 3 spasi antara teks sebelum tabel dan teks sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab sebagai identitas tabel yang menunjukkan bab tempat tabel itu dimuat dan nomor urutnya dalam bab yang bersangkutan. Dengan demikian, untuk setiap bab, nomor urut tabel dimulai dari nomor 1.
Contoh:
Tabel 4.1      Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa PBS FKIP Universitas Jambi Tahun 2003

Nomor tabel ini menunjukkan bahwa tabel yang berjudul Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa PBS FKIP Universitas Jambi Tahun 2003 terletak pada Bab IV nomor urut yang pertama. Pengacuan tabel menggunakan angka, bukan dengan menggunakan katla tabel di atas atau tabel di bawah.
Garis yang paling atas dari tabel diletakkan 3 spasi di bawah nama tabel. Kolom pengepalaan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus dicantumkan. Istilah-istilah seperti nomor, persen, frekuensi, dituliskan dalam bentuk singkatlan/lambang: No., %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan menggunakan spasi tunggal. Garis akan digunakan jika dipandang lebih mempermudah pembacaan tabel, tetapi garis vertikal di bagian kiri, tengah, dan kanan tabel tidak diperlukan.
Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli di bawah tabel dengan jarak tiga spasi dari garis horisontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat dalam tabel, gunakan simbol-simbol tertentu dan tulis dalam bentuk superskrip. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel dua spasi di bawah sumber, bukan pada bagian bawah halaman.
Contoh:
Tabel 3.1   Keterlibatan Lulusan dalam Program-program Pengembangan Staf

Kegiatan

Peranan Lulusan
Relevansi
P
Pb
Pan
PI
R
TSR
TR
%
%
%
%
%
%
%
Seminar (90,0%)*)
Penataran/Latihan dalam jabatan (78,9%)
Lokakarya (70,0%)
Kursus (38,9%)
Kegiatan Lain (13,3%)
57,8
3,3
34,4
6,7
14,4
65,6
21,1
34,4
6,7
24,4
40,0
50,0
22,2
5,5
14,4
31,1
31,1
8,9
Ttd
6,4
46,1
57,6
53,3
66,7
Ttd
51,9
28,8
40,7
27,8
3,1
Ttd
10,0**
Ttd
Ttd
Ttd
Catatan       P           =      Peserta                              TSR            =      Tidak selalu relevan
                     Pb         =      Pembicara                        TR              =      Tidak relevan
                     Pan      =      Panitia                              Ttd             =      Tidak tersedia data
                     Pl          =      peran lain                         R                =      Relevan

*)       Angka-angka dalam kurung menunjukkan persentase yang memberikan jawaban.
**)     Sejumlah 10% lagi dari peserta kegiatan ini menyatakan bahwa hal itu tidak relevan dengan bidang keahlian mereka. Alasan-alasan yang diberikan antara lain bahwa kuliah-kuliah yang diberikan kadang-kadang sangat berbeda dengan bidang keahlian baru lulusan yang mereka peroleh dalam pendidikan di luar negeri.

5.2 Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan, dan gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data statistik berbentuk grafik.
Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan seperti berikut.
1)      Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. Cara penulisan   judul gambar sama dengan penulisan judul tabel.
2)      Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual.
3)      Gambar harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat mengurangi nilai penyajian data,
4)      Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman lersendiri.
5)      Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar.
6)      Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata gambar di atas atau gambar di bawah.
7)      Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada penomoran tabel.






sinking

upwelling
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
Bulan
Text Box: 2 Text Box: 1 Text Box: 0 Text Box: 1 Text Box: 2 Text Box: 106 m3 / detik Text Box: Kenaikan AirContoh:









Gambar 1 Perkembangan Debit Air







Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi Hasil PTK


PANDUAN PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
SUPLEMEN PANDUAN PENULISAN SKRIPSI

FKIP UNIVERSITAS JAMBI

 
BAB I  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pedoman penulisan proposal skripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas dipandang perlu bagi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Jambi karena pedoman yang demikian belum tercakup dalam Buku Pedoman Penulisan Skripsi FKIP Univeritas Jambi. Penulisan pedoman ini semakin urgen karena tugas akhir/skripsi mahasiswa PGSD diarahkan kepada pelaksanaan PTK. Dengan demikian, buku Pedoman ini juga menjadi pelengkap dari Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
Pengarahan mahasiswa PGSD dalam penulisan skripsi kepada penelitian masalah proses pembelajaran dengan metode PTK diharapkan dapat menghasilkan beberapa dampak positif yang akan menjadi nilai tambah bagi alumni PGSD FKIP Univeritas Jambi. Pertama, dengan mengarahkan mahasiswa PGSD melakukan PTK untuk tugas akhir, berarti Program Studi PGSD memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih mengidentifikasi masalah pembelajaran di kelas secara nyata, mengalisis dan menentukan akar penyebab masalah, serta belajar menentukan tindakan perbaikan. Proses ini akan membuat mahasiswa lebih mengenal medan pekerjaan mereka yang akan mereka kerjakan setelah masa studi. Kedua, PTK dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi dalam situasi nyata. Ketiga, PTK dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. Keempat PTK dapat melatih mahasiswa (guru) menerapkan prinsip pembelajaran berbasis penelitian.
1.2  Manfaat
Buku panduan ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa PGSD dalam penyusunan skripsi yang berbasis PTK, mulai dari pengajuan proposal hingga penulisan laporan penelitian yang berbentuk skripsi. Selain itu, buku panduan ini akan memudahkan mahasiswa dan dosen pembimbing dalam penyatuan persepsi tentang PTK, yang akan memperlancar mahasiswa dan dosen dalam proses bimbingan penulisan proposal dan skripsi. Manfaat lain yang mungkin didapat dari buku panduan ini ialah akan terciptanya keseragaman bagi skripsi mahasiswa PGSD FKIP dan tertib administrasi sehingga PGSD FKIP akan lebih solid dan terarah dalam membantu mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir.
1.3  Batasan
Buku ini tidak memuat semua aturan penulisan proposal dan penulisan skripsi, melainkan hanya memuat pedoman yang diperlukan untuk penulisan proposal PTK dan penulisan skiripsi berbasis PTK. Adapun aturan-aturan umum penulisan proposal dan skripsi yang tidak menjadi prinsip dalam pelaksanaan PTK disesuaikan dengan aturan yang terdapat dalam BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008. Dengan demikian buku ini bersifat pelengkap kepada BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008. Untuk pemahaman yang utuh dan menyeluruh, mahasiswa dan dosen pembimbing harus merujuk kepada dua Buku Pedoman yang telah ditetapkan oleh FKIP Univeritas Jambi.



BAB II   USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

2.1 Sistematika Usulan PTK
Proposal PTK merupakan suatu rencana penelitian yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa PGSD untuk penyusunan skripsi sebagai tugas akhir dalam melaksanakan studi pada Program studi PGSD. Pelaksanaan PTK menjadi suatu keharusan karena, PTK dianggap dapat meningkatkan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran di kelas, terutama kejelian dan pemahaman masalah kelas, mencarikan solusi dan menindak lanjuti masalah pembelajaran di kelas. Dengan demikian PTK dapat meningkatkan kompetensi  pedagogik dan profesional guru sekolah dasar.
Secara garis besar usulan penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda dengan usulan penelitian formal. Namun karena PTK mempunyai karakteristik tersendiri, maka format usulan PTK harus dibedakan  dari fomat usulan penelitian formal. Berdasarkan format usulan yang disusun oleh DIKTI, usulan PTK sudah berkembang sesuai dengan keperluan institusi masing-masing. Berdasarkan panduan dan format dari DIKTI dan Panduan Penulisan Skripsi FKIP Univeritas Jambi, Program studi PGSD dapat menyusun format dan panduan usulan penelitian PTK untuk keperluan institusi sebagai berikut:






      1. BAGIAN AWAL:
        •  Halaman Judul
        • Halaman Pengesahan
      1. BAGIAN UTAMA:
BAB I: PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
1.2  Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1.3  Tujuan Penelitian
1.4  Manfaat Hasil Penelitian
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoretis dan Empiris
2.2 Kerangka Berfikir
2.3 Hipotesis Tindakan
BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
3.2 Prosedur Penelitian
3.2.1 Perencanaan
3.2.2 Pelaksanaan tindakan
3.2.3 Observasi
3.2.4 Refleksi
3.2.5 Matriks metode penelitian
3.2.6 Jadwal penelitian
C.      BAGIAN AKHIR
        • Daftar Pustaka
        • Lampiran-Lampiran: Instrumen Penelitian


 

2.2 Halaman Judul Penelitian
Format halaman judul disesuaikan dengan format halaman judul seperti yang ditetapkan dalam BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008. Judul Usulan PTK hendaknya singkat (maksimal 15 kata); spesifik; cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah, tempat penelitian, dan nilai kemanfaatannya, (Nur 2009).
2.3 Halaman Pengesahan
Format halaman pengesahan disesuaikan dengan format halaman pengesahan seperti yang ditetapkan dalam BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI
2.4  Latara Belakang
Latar belakang masalah PTK harus menggambarkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Permasalahan harus digali dari data empirik dan pembelajaran yang aktual. Masalah yang diteliti digali atau didiagnosis secara kolaboratif dan sistematis oleh guru dan nara sumber (bila dipandang perlu) dari masalah yang nyata dihadapi  guru dan/atau siswa di sekolah. Latar belakang harus menjelaskan bahwa masalah yang akan diteliti bersifat penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan.  Identifikasi masalah penelitian hendakalah disertai dengan DATA pendukung, dan disertai dengan ANALISIS akar penyebab masalah.
Selain ciri-ciri khas di atas, masalah penelitian harus mampu menunjukkan keaslian penelitian, artinya masalah penelitian yang diajukan bukan replikasi atau duplikasi dari penelitian yang sudah ada.
2.5  Rumusan Masalah dan Pemecahannnya
Masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk rumusan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan kalimat tanya. Rumusan masalah harus mengandung masalah dan alternative tindakan yang diusulkan. Variabel permasalahan harus didefinisikan secara operasional. Ditetapkan lingkup yang menjadi batasan dalam penelitian.
Contoh 1:
Bagaimana cara membuat penjelasan lebih mudah dipahami, mengatifkan siswa dan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPA?  atau;
“Bagaimana meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPA dengan membuat penjelasan lebih mudah dipahami, mengaktifkan siswa dan menggunakan alat peraga? 
Contoh 2:
Bagaimana cara mengaktifkan siswa, menggunakan alat peraga, memberikan balikan pada pekerjaan siswa untuk meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa kelas III dalam mata pelajaran Matematika?
Alternatif tindakan yang diusulkan harus jelas, logis, argumentatif, operasional dan baru (up to date).  Pemecahan masalah diarahkan kepada pemecahan akar penyebab permasalahan dan dirumuskan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah. Pemilihan tindakan harus memperhatikan kesesuaiannya dengan masalah, kemutakhirannya, keberhasilannya dalam penelitian sejenis. Bila perlu. hipotesis tindakan dapat dikemukakan dengan ringkas untuk memperkuat argumen tindakan. Indikator keberhasilan tindakan harus realistik (mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan) dan dapat diukur (jelas cara asesmennya).
2.6  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian PTK dirumuskan secara singkat dan jelas berdasarkan permasalahan dan cara pemecahan masalah yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus (bila diperlukan) diuraikan dengan jelas, sehingga tampak indikator keberhasilannya.
2.7 Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian PTK diuraikan secara jelas, khususnya untuk perbaikan  kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran. Kemukakan manfaat penelitian bagi siswa, guru, dan komponen pendidikan terkait di sekolah. Sebagai tambahan kemukakan juga inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian yang diusulkan.

2.8  Kajian Teoretis dan Empiris
Dalam Kajian Pustaka pengusul harus mengemukakan kajian teoretis dan empiris yaitu ulasan hasil penelitian terdahulu yang relevan sebagai landasan pemilihan tindakan. Fakta-fakta yang dikemukakan hendaknya diambil dari sumber aslinya, terbaru dan relevan. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis, dan tahun penerbitan.
2.9  Kerangka Berfikir
Pengusul harus dapat menyusun kajian teoritis dan empiris menjadi dasar penyusunan kerangka berpikir yang menunjukkan keterkaitan antara (1) masalah, (2) teori, (3) hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan (4) pilihan tindakan. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan, diagram, uraian argumentatif, atau bentuk penyampaian lainnya
2.10          Hipotesis Tindakan
Pada bagian akhir kajian pustaka dikemukakan hipotesis tindakan dan gambaran tingkat keberhasilan tindakan yang diharapkan. Hipotesis tindakan memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti, dan masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data dan analisis data. Hipotesis tindakan harus bebas dari makna ganda yang mengungkapkan hubungan dua variabel atau lebih.
2.11 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa sekolah tempat penelitian. Waktu dan lamanya tindakan dikemukakan secara rinci sesuai dengan banyaknya siklus yang direncanakan. Tempat penelitian dikemukakan secara jelas.
2.12 Prosedur Penelitian
Untuk siklus PERTAMA pengusul harus menguraikan secara rinci prosedur/langkah-langkah PTK: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan,  (3) observasi-evaluasi dan refleksi.
(1)   Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal  yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan (seperti: penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran atau RPP, media, bahan dan alat, instrumen observasi, evaluasi, dan refleksi).
(2)   Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti maupun siswa dalam pembelajaran.
(3)   Observasi menggambarkan objek amatan dan cara pengamatannya. Tahap evaluasi menguraikan cara dan hasil asesmennya.
(4)   Selanjutnya dalam tahap refleksi diuraikan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisisnya. Peneliti harus membuat matriks metode penelitian yang merupakan rangkuman metode penelitian sebagai berikut:
2.13Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian merupakan rencana waktu dalam pelaksanaan kegiatan penelitian yang dibuat dalam bentuk matriks, bar chart atau gantt chart. Jadwal penelitian berisikan informasi yang jelas tentang: 1) tahapan-tahapan penelitian; 2) rincian kegiatan pada setiap tahap penelitian; dan 3) waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap.

2.14 Daftar Pustaka
Daftar Pustaka dituliskan secara konsisten dan alphabetis sesuai dengan salah satu model baku. Sumber yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka hanya yang benar-benar dirujuk di dalam naskah. Semua sumber yang dirujuk di dalam naskah harus dicantumkan di dalam Daftar Pustaka. Daftar Pustaka dapat bersumber pada buku, jurnal, majalah, dan internet. (lihat aturan penulisan Daftar Rujukan yang dipakai dalam BUKU PANDUAN PENULISAN SKRIPSI FKIP 2008).



BAB III  PENULISAN SKRIPSI PTK
3.1 Sistematika Skripsi
1.      BAGIAN AWAL
          • Halaman sampul depan
          • Halaman judul
          • Halaman pengesahan
          • Halaman pernyataan
          • Abstrak
          • Kata Pengantar
          • Daftar Isi
          • Daftar tabel
          • Daftar gambar
          • Dafatar Lampiran-lampiran
          • Daftar istilah
          • Daftar singkatan (Panduan Penulisan Skripsi FKIP 2008)
2.      BAGIAN UTAMA
BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
1.5 Hipotesis Tindakan (bila diperlukan)
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1  Kajian Teori
2.2 Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Pikir
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1  Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2  Subjen Penelitian
3.3 Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB V  SIMPULAN DAN SARAN
5.1  Simpulan
5.2 Saran (Nur, 2009)
3.      BAGIAN AKHIR
·         DAFTAR PUSTAKA
·         LAMPIRAN

Sistematika skripsi hasil penelitian tindakan kelas adalah seperti berikut ini:

















3.2 Bagian Awal
Bagian awal memuat subtansi-substansi seperti skripsi dari hasil penelitian formal. Format substansi pada bagian awal ini adalah format baku yang harus diikuti sesuai dengan aturan seperti yang ditulis dalam  buku PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI TAHUN 2008.
3.3 Bagian Utama
Bagian utama, BAB I, BAB II, dan BAB III mengikuti format dan penjelasan yang sama dengan penjelasan pada Proposal PTK  BAB II buku panduan ini.
BAB IV menyajikan hasil tiap-tiap siklus (4.1.1 Siklus pertama; 4.1.2 Siklus kedua; dan 4.1.3 Siklus ketiga) dengan data lengkap yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu perubahan pada diri siswa, lingkungan, dan guruberupa perubahan proses dan hasil belajar. Grafik dan/atau  tabel, foto dapat digunakan secara optimal untuk mengemukakan hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi. Pembahasan dilakukan dengan mengaitkan temuan dengan tindakan, indikator keberhasilan, serta kajian teoretik dan empirik.
BAB V menyajikan simpulan hasil penelitian (potret kemajuan) sesuai dengan tujuan penelitian. Saran tindak lanjut diberikan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian.
3.4 Bagian Akhir
Daftar Pustaka dan Lampiran mengikuti aturan seperti dalam buku PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008.
Aturan lainnya yang tidak terdapat dalam Buku Panduan ini seperti: Naskah Skripsi, Sampul Skripsi, Teknik Penulisan (jenis huruf, penulisan bilangan, lambang, dan satuan, jarak pengetikan, pengaturan margin, penulisan judul, subjudul, rincian ke bawah, letak simetris, penomoran, penyajian gambar, penulisan nama pengutipan langsung dan lain-lain) merujuk sepenuhnya kepada aturan yang termuat dalam buku PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI FKIP UNIVERITAS JAMBI 2008.